Rabu, 07 Desember 2011

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo

Penelitian ini telah Dipresentasikan pada Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (SNIKTI) 2007 di Universitas Indonesia – Jakarta (29 – 30 Januari 2007)
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang digunakan dalam perusahaan jasa khususnya perbankan. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada penelitian ini diperoleh bukti bahwa dari delapan (8) faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal Sistem Informasi (SI), ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah SI dan lokasi dari departement SI, hanya faktor dukungan manajemen puncak yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja SIA terutama pada atribut kepuasan pemakai.
Ringkasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, pengujian yang dilakukan pada faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem dengan kinerja SIA baik itu dari atribut kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Pengujian yang dilakukan pada faktor kemampuan teknik personal menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan teknik personal dengan kinerja SIA baik itu dari atribut kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.
Kedua, pengujian yang dilakukan pada faktor ukuran organisasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran organisasi dengan kinerja SIA baik itu dari atribut kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Ketiga, pengujian yang dilakukan pada faktor dukungan manajemen puncak menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan manajemen puncak dengan kinerja SIA untuk atribut kepuasan pemakai. Tetapi dukungan manajemen puncak menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kinerja SIA untuk atribut pemakaian system.
Keempat, pengujian yang dilakukan pada faktor formalisasi pengembangan Sistem Informasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara formalisasi pengembangan Sistem Informasi dengan kinerja SIA baik itu untuk atribut kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Kelima, pengujian yang dilakukan pada faktor ada/tidaknya program pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan bahwa data program pelatihan dan pendidikan pemakai tidak dapat diolah. Hal ini disebabkan jawaban pada pertanyaan ada tidaknya program pelatihan dan pendidikan Pemakai. Data ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat program pelatihan di setiap perusahaan tempat responden bekerja. Keenampengujian yang dilakukan pada faktor ada/tidaknya dewan pengarah Sistem Informasi menunjukkan bahwa data dewan pengarah Sistem Infromasi tidak dapat diolah. Hal ini disebabkanjawaban pada pertanyaan ada tidaknya dewan pengarah Sistem Informasi. Data ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden menjawab bahwa terdapat dewan pengarah Sistem Informasi di setiap perusahaan tempat responden bekerja. Ketujuhpengujian yang dilakukan dengan membandingkan kinerja sistem informasi akuntansi atas lokasi departement sistem informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan yang digabung dengan departement lain menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan baik untuk variabel kepuasan pemakai dan pemakaian sistem antara lokasi departement sistem informasi yang berdiri sendiri dengan lokasi departement sistem informasi yang di gabung dengan departement lain.

Kamis, 20 Oktober 2011

HMJ Akuntansi Adakan Kompetisi dan Seminar Nasional


Kompetisi akutansi diikuti 19 tim dari perguruan tinggi di Indonesia.

Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan acara bertaraf nasional. Tak tanggung-tanggung, dalam waktu hampir bersamaan, mereka menyelenggarakan tiga acara sekaligus. Yakni, kompetisi akuntansi, seminar nasional, serta Internal Competion.
Ketua panitia, Mega Indah Puspita, menjelaskan kompetisi akuntansi tingkat nasional diberi branding UMMEC (Universitas Muhammadiyah Malang Accounting Competion). Sedangkan seminar nasional membahasa IFRS ETap dan Provesi Akuntan dan Akuntan Publik di Indonesia. Kegiatan berlangsung selama tiga hari sejak Kamis (24/03).

UMMAC diikuti 19 tim yang terdiri dari bebera perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Peserta antara lain datang dari Polinema, Ma Chung, STEKPI, UMSIDA Sidoarjo, Uhamka Jakarta, dan Universitas Widya Mandala.

Sementara itu, seminar nasional  IFRS Etap dan Provesi Akuntan dan Akuntan Publik di Indonesia dilaksanakan Sabtu (26/3). Acara ini dibuka Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia, Tia Adityasih dan Ketua Jurusan Akutansi FE-UMM, Dra.Siti Zubaidah, MM.Ak. Tia Adityasih sendiri menjadi narasumber esminar tersebut selain, Anggota Dewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia, Y. Bayu Susilo Harto.

 Tia Adityasih mengatakan, ilmu akuntansi ini tidak diam dan terus berkembang. “Oleh karena itu tujuan seminar ini adalah mengkaji semua yang bersangkutan dengan akuntan publik dan perkembangannya,” kata Tia.

Di tengah acara seminar, diisi dengan pemberian penghargaan pada pemenang UMMAC berupa tropi, sertifikat, dan sejumlah uang tunai. Juara I dan II diraih oleh Universitas Widya Mandala dan juara III diraih oleh Polinema.

Salah seorang peserta dari Polinema, Aulia, mencatatkesan tersendiri mengenai acara ini. “Cukup bagus karena peserta berasal dari berbagai daerah. Selain itu melaui UMMAC kita dapat mengetahui kualitas yang dimilki oleh masing-masing tim, sehingga disini juga bisa dijadikan sebagai ajang tunjuk gigi akan kemampuan yang dimilki masing-masing tim.” (tiw/bip/nas)

Seminar Akuntansi


Seminar akuntansi dengan tema Profesi Akuntansi di Era Globalisasi antara Tantangan dan Peluang yang diadakan oleh Jurusan Akuntansi FE UIN Maliki (Jumat, 21/5/10), terasa sangat istimewa.  Dengan menghadirkan praktisi dari Kantor Akuntansi Publik  Surabaya, Drs. Sjahriar Gulam Fikry, Ak dan Agus Sumanto, SE. MSi, Ak, serta dihadiri ratusan mahasiswa akuntansi telah membuka “jendela baru” bagi pentingnya profesi akuntansi di masa depan yang tidak bisa di tawar ulang.

Menurut Sjahriar Gulam, kebutuhan terhadap profesi akuntan di masa mendatang sangat besar.  Semua sektor perekonomian membutuhkan spesialisasi ini.  Lebih-lebih bagi mereka yang menguasai standar laporan keuangan internasional (IFRS), yang mulai berlaku pada 2012.  Di sisi lain, lambatnya pertumbuhan akuntan dan usia professional akuntan publik di Jawa Timur di atas 50 tahun sebesar 65 % (data per 23/4/10), memberikan ruang yang sangat besar bagi professional muda akuntan untuk mengambil alih estafet ini.  Sementara itu, seiring dengan perkembangan ekonomi secara global maka kebutuhan terhadap akuntan publik juga semakin meningkat.  “Mereka semua akan pansiun, anda harus mempersiapkan diri untuk menjadi penggantinya”, kata Sjahriar dengan nada menantang.
Sementara itu, Agus Sumanto juga menjelaskan persoalan teknis terkait dengan hal yang harus dipersiapkan untuk memenangkan persaingan secara global.  “Penguasaan profesi akuntansi dan kemampuan penunjang profesi seperti penguasaan bahasa asing dan  teknologi informasi, adalah harga mati yang harus dipersiapkan sejak dini” katanya menegaskan.
Antusias peserta mengikuti seminar sangat besar.  Ratusan mahasiswa mengikuti secara cermat sesi demi sesi.  Diskusipun berlangsung sangat ganyeng.  Berbagai pertanyaan cerdas mahasiswa bermunculan.  Seperti,  bagaimana peluang lapangan kerja bagi profesi akuntan, munculnya akuntan nakal, teknik penguasaan dan kerjasama antara lembaga akuntansi yang ada dengan FE UIN Maliki, dan berbagai jenis pertanyaan lainnya. 
Usai seminar, Shafiatul, Dini, Anggripta,  dan mahasiswa akuntansi semester dua lainnya terlihat sangat bersemangat menatap masa depannya.  Keraguan dan semua pertanyaan yang selama ini menggelanyut, terurai sudah.  Penguasaan profesi akuntansi dan penunjangnya, adalah kunci utama memenangkan persaingaan.  
Sementara itu,  menurut dosen akuntansi FE UIN Maliki, Yuniarti Hidayah SP, SE, M.Bus, merasakan betul besarnya manfaat seminar bagi pengembangan pendidikan/kompetensi akuntansi mahasiswa/dosen.  Berbagai peluang dan bentuk kerjasama pendidikan/pelatihan dengan lembaga akuntan publik atau pengguna profesi akuntan mulai terbuka.  Seperti, kerjasama  dengan KAP, IAI, Departemen Keuangan, Kantor Pajak, dan lainnya. 
Mengawali seminar, Dekan FE UIN Maliki,  Drs. H.A. Muhtadi Ridwan,  dalam sambutannya menjelaskan pentingnya dunia profesi akuntansi di masa depan.  Profesi akuntasi mengandung  pesan pertanggungjawaban.  Dalam khasanah Islam pesan ini bukanlah hal baru, kullukum r?in wa huwa mas’ul an raiyatih sudah sangat akrab di telinga mahasiswa FE UIN Maliki.    Profesi akuntan yang dicetak FE UIN Maliki memiliki nilai lebih.  Muatan kurikulum yang terintegrasi dengan agama pada berbagai mata kuliah, menghindari peluang munculnya “akuntan nakal”.   Jika profesi akuntansi terbangun dan penguasaan penunjang profesi dimiliki (bahasa asing, teknologi, memahami hukum bisnis, dan lainnya), maka peluang memenangkan persaingan lebih besar, katanya menjelaskan.

Meski Cuti Bersama, FE-UBH Tetap Gelar Seminar Nasional

gambar: sminarFekon UBH - Cuti bersama, Senin 16/5 yang diumumkan secara mendadak, tidak mengurangi antusian sekitar 300 ratusan peserta Seminar Nasional yang di gelar Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta di Aula Balairung Caraka Gedung B Kampus I Ulak Karang UBH.

Seminar dengan tema ”Strategi Dalam Pengelolaan dan Pengendalian Keuangan untuk Mewujudkan Indonesia yang Bersih” itu menghadirkan pembicara Agus Setianto,Kepala Perwakilan BPKP Sumatera Barat dan DR.Fachmi,SH,MH dari Kejati Sumatera Barat.



Agu Setianto dalam pemaparan makalahnya mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh berbagai lembaga ternyata kemauan bangsa Indonesia untuk bekerja sama masih rendah dan untuk menciptakan Indonesia yang bersih harus dilindungi oelh empat pagar yakni nilai moral serta nurani,sistem pengendalian internal, aparat pengawasan internal dan aparat penegak hukum.


Menurutnya lagi, implementasi perencanaan berupa program kerja saat ini cendrung mengedepankan kepentingan kelompok dan orientasinya pada keuntungan yang akan diperolehnya.


”Program kerja yang pro poor, pro growth, pro welfare dan pro environment hanya menjadi jargon pada saat kampanye” ujarnya lagi.


Ia menambahkan, indikator kerja sejatinya merupakan media untuk mengukur capaian kinerja, tetapi realisasinya hanya sekedar formalitas saja dan hanya pada tataran out put dan tidak pernah di evaluasi kemanfaatan kegiatan tersebut bagi masyarakat.


Sementara itu, DR.Fachmi,SH,MH memaparkan, secara preventif, Kejaksaan turut meningkatkan kesadaran hokum di masyarakat, pengamanan kebijakan penegakan hokum, pengamanan peredaran barang cetakan, pengawasan aliran kepercayaan, pencegahan penyalahgunaan/penodaan agama,penelitian dan pengembangan hokum serta statistik kriminal.


Menurutnya lagi, yang melatar belakangi terjadinya tindak pidana korupsi antara lain disebapkan aspek individu dari pelaku korupsi itu sendiri berupa sifat tamak, moral yang rendah dan gaya hidup yang konsumtif. Dari sisi organisasi disebabpkan kurangnya teladan dari pimpinan, tidak adanya kultur organisasi yang benar serta sistim akuntabilitas yang kurang memadai.


“Upaya peningkatan pemberatasan tindak pidana korupsi dimaksudkan untuk mewujudkan clean govemment dan good govemance serta good corporate govermance untuk memenuhi harapan masyarakat” ujarnya lagi.


Ditempat terpisah, Dr.Antoni,SE,ME, Dekan Fakultas Ekonomi UBH mengatakan, dalam rangka 30 tahun Universitas Bung Hatta, pihaknya tetap komitmen melaksanakan acara yang telah di agendakan.


“Walau hari ini (Senin,16/5-red) telah diumumkan cuti bersama, Fakultas Ekonomi, Panitia Pelaksana seminar dan nara sumber tetap menyelenggaran dan mengangkat seminar nasional yang mengangkat akuntabilitas dan aktualisasi menuju Indonesia yang bersih”. Ujar Anton.


Ia menambahkan, mahasiswa harus melihat apa sebetulnya yang harus dipersiapkan agar tidak terjerat dengan polemik sekarang yang dihadapi bangsa Indonesia, terutama memberantas korupsi dalam menyiapkan intelektual yang bersih kedepannya.


Sumber : http://ekonomi.bunghatta.ac.id/berita-190-meski-cuti-bersama-fe-ubh-tetap-gelar-seminar-nasional.html