Seminar dengan tema ”Strategi Dalam Pengelolaan dan Pengendalian Keuangan untuk Mewujudkan Indonesia yang Bersih” itu menghadirkan pembicara Agus Setianto,Kepala Perwakilan BPKP Sumatera Barat dan DR.Fachmi,SH,MH dari Kejati Sumatera Barat.
Agu Setianto dalam pemaparan makalahnya mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh berbagai lembaga ternyata kemauan bangsa Indonesia untuk bekerja sama masih rendah dan untuk menciptakan Indonesia yang bersih harus dilindungi oelh empat pagar yakni nilai moral serta nurani,sistem pengendalian internal, aparat pengawasan internal dan aparat penegak hukum.
Menurutnya lagi, implementasi perencanaan berupa program kerja saat ini cendrung mengedepankan kepentingan kelompok dan orientasinya pada keuntungan yang akan diperolehnya.
”Program kerja yang pro poor, pro growth, pro welfare dan pro environment hanya menjadi jargon pada saat kampanye” ujarnya lagi.
Ia menambahkan, indikator kerja sejatinya merupakan media untuk mengukur capaian kinerja, tetapi realisasinya hanya sekedar formalitas saja dan hanya pada tataran out put dan tidak pernah di evaluasi kemanfaatan kegiatan tersebut bagi masyarakat.
Sementara itu, DR.Fachmi,SH,MH memaparkan, secara preventif, Kejaksaan turut meningkatkan kesadaran hokum di masyarakat, pengamanan kebijakan penegakan hokum, pengamanan peredaran barang cetakan, pengawasan aliran kepercayaan, pencegahan penyalahgunaan/penodaan agama,penelitian dan pengembangan hokum serta statistik kriminal.
Menurutnya lagi, yang melatar belakangi terjadinya tindak pidana korupsi antara lain disebapkan aspek individu dari pelaku korupsi itu sendiri berupa sifat tamak, moral yang rendah dan gaya hidup yang konsumtif. Dari sisi organisasi disebabpkan kurangnya teladan dari pimpinan, tidak adanya kultur organisasi yang benar serta sistim akuntabilitas yang kurang memadai.
“Upaya peningkatan pemberatasan tindak pidana korupsi dimaksudkan untuk mewujudkan clean govemment dan good govemance serta good corporate govermance untuk memenuhi harapan masyarakat” ujarnya lagi.
Ditempat terpisah, Dr.Antoni,SE,ME, Dekan Fakultas Ekonomi UBH mengatakan, dalam rangka 30 tahun Universitas Bung Hatta, pihaknya tetap komitmen melaksanakan acara yang telah di agendakan.
“Walau hari ini (Senin,16/5-red) telah diumumkan cuti bersama, Fakultas Ekonomi, Panitia Pelaksana seminar dan nara sumber tetap menyelenggaran dan mengangkat seminar nasional yang mengangkat akuntabilitas dan aktualisasi menuju Indonesia yang bersih”. Ujar Anton.
Ia menambahkan, mahasiswa harus melihat apa sebetulnya yang harus dipersiapkan agar tidak terjerat dengan polemik sekarang yang dihadapi bangsa Indonesia, terutama memberantas korupsi dalam menyiapkan intelektual yang bersih kedepannya.
Sumber : http://ekonomi.bunghatta.ac.id/berita-190-meski-cuti-bersama-fe-ubh-tetap-gelar-seminar-nasional.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar